`Malcolm X` Bikin Pelajar AS Jadi Mualaf
Malcolm X adalah aktivis HAM dan pejuang gigih melawan rasisme di Amerika Serikat. Kisah hidupnya membuat pelajar AS memeluk Islam.
Dream - Malcolm X dikenal dunia sebagai tokoh perlawanan terhadap penindasan atas dasar perbedaan ras di Amerika Serikat. Ia tegar memperjuangkan kesetaraan bagi seluruh penduduk Amerika, meski berbeda ras dan agama.
Diketahui, tokoh besar dunia ini merupakan seorang Muslim yang taat. Bahkan perjuangan yang gigih dilakukannya didasari pada ajaran Islam yang menganggap semua manusia itu sama dan sederajat.
Kisah hidup Malcolm X ini menjadi inspirasi bagi seorang pelajar Amerika Serikat, Abdul Rahman. Anak muda yang kala itu berusia 12 tahun ini memutuskan memeluk Islam karena kisah kegigihan Malcolm X dalam melawan segala bentuk rasisme.
Sebelum menjadi Muslim, Abdul lahir dan besar dari keluarga yang tidak terlalu taat. Ia memaknai ajaran ritual keagamaan yang dijalankannya hanya sebatas rutinitas tanpa makna.
Meski berusia masih anak-anak, yakni usia 11 atau 12 tahun, Abdul ternyata sangat kritis dalam melihat kehidupan. Dalam berpikir, ia pun selalu mengutamakan hal-hal logis, termasuk dalam memandang ajaran agama.
Baginya, ajaran yang dijalankannya tidak membuat Abdul yakin. Ia juga sampai meragukan keberadaan Tuhan, lantaran baginya ajaran agama tidak logis.
Abdul kemudian membandingkan ajaran agama yang diterimanya dengan sains dan evolusi. Hasilnya, pemikirannya semakin condong kepada sains dan akhirnya memutuskan untuk tidak percata Tuhan.
Tetapi, terdapat satu momen yang membuat Abdul penasaran, yaitu ketika tetangganya Michael Dan menjadi mualaf. Ia mendapati perilaku Michael banyak berubah dan itu membuantnya heran.
"Ketika Michael memeluk Islam, banyak perubahan yang saya lihat pada dirinya. Sebelum Islam, ia sering melakukan perbuatan yang menyebabkan kehidupannya berantakan," ujar Abdul.
Temannya benar-benar meninggalkan banyak sekali perbuatan-perbuatan keji dan mengamalkan perbuatan baik. "Saya bertanya apakah yang menyebabkan ia berubah dan menjadi seperti itu?" katanya.
Michael lantas memberikan penjelasan kepada Abdul, ia telah menjadi Muslim. Peristiwa itu terjadi sebelum insiden 11 September, yang meruntuhkan menara kembar World Trade Center (WTC) di New York.
Banyak orang Amerika mengecam insiden itu dan menyebutnya sebagai serangan terorisme. Ini lantaran sebagian besar orang Amerika tidak memiliki pengetahuan tentang Islam. termasuk Abdul.
Abdul lalu bertanya kepada Michael mengenai apa sebenarnya Islam itu. Jawaban yang diberikan temannya membuat Abdul terkejut, lantaran Islam memiliki pertautan dengan dua agama Samawi lainnya.
Di samping itu, Abdul juga menyimpulkan Islam merupakan agama yang sangat logis. Karena hanya Tuhan yang menurunkan wahyu kepada para Nabi dan utusan-Nya, yang kesemuanya hanyalah makhluk biasa dan bertugas untuk membimbing manusia lainnya.
Meski muncul kekaguman dalam dirinya, Abdul belum memiliki keinginan untuk memeluk Islam. Tetapi, dalam pikirannya, semua ajaran Islam terlihat begitu logis.
Suatu hari, Abdul membeli buku Otobiografi Malcolm X. Membaca buku itu, Abdul begitu kagum dengan Islam, dan timbul keinginan untuk menjadi Muslim.
Ia seperti menemukan jawaban, Islamlah satu-satunya solusi untuk mengatasi rasisme dan banyak masalah lain di tengah-tengah masyarakat Amerika.
"Sayangnya, saya tidak percaya pada Tuhan, namun ada satu paragraf dalam buku itu yang membuat saya tersadar," katanya.
Dalam satu paragraf, Malcolm menulis 'Jika Anda mengambil satu langkah ke arah Tuhan, Dia akan mengambil dua langkah ke arah Anda'. Kata-kata Malcolm tersebut menyadarkan Abdul bahwa Allah itu sangat dekat dengan makhluk-Nya.
Sejak saat itu, Abdul mulai menjauhi makanan mengandung babi. Dia juga meninggalkan segala perkara yang dilarang Islam. Abdul akhirnya memutuskan untuk memeluk Islam.
"Sejak itu, saya mulai belajar lebih banyak tentang Islam. Saya terkejut, semua pertanyaan saya selama ini dijawab dengan gamblang oleh Islam dan semuanya dapat saya pahami secara mudah," terangnya.
Untuk memperdalam agama Islam, Abdul mengambil beasiswa Language Scholarship yang disediakan Departemen Luar Negeri AS untuk belajar bahasa Arab dan Alquran di Amman, Yordania.
0 comments:
Post a Comment